Timbangan Hewan | Timbangan digital

Produsen timbangan hewan ternak dan floor scale barang berat

Senin, 24 Oktober 2016

Uji Kejujuran, Sidoarjo Sediakan Timbangan di Pasar Tradisional

Sidoarjo (beritajatim.com) - Antisipasi para pedagang yang tidak jujur, Pemkab Sidoarjo menyediakan timbangan pos ukur ulang di Pasar Larangan, Jumat (19/12/2014).

Timbangan itu diperuntukkan bagi pembeli yang merasa kurang yakin akan berat barang yang dibeli di Pasar Larangan. Jadi, pembeli dapat memanfaatkan Timbangan Pos Ukur Ulang yang tersedia.

Alat timbang digital tersebut disediakan untuk mengetahui tepat tidaknya berat barang belanjaan hasil timbangan penjual atau para pedagang dalam melayani pelanggannya.

"Alat timbang ini disediakan gratis dan dilengkapi dengan alat pencetak hasil berat barang yang ditimbang. Ini tak lain untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar tradisional," ucap Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah.

Dalam timbangan ini, secara otomatis, struk atau kertas keterangan berat barang akan keluar setelah penimbangan. "Maksimal barang yang boleh ditimbang tidak lebih dari 30 kg," sebutnya.

Saiful Ilah menambahkan, setelah ada timbangan pos ukur ulang, instansi terkait diminta agar terus melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada pedagang pasar. "Pedagang jujur, pembeli akan senang dan pasti akan setia menjadi pelanggannya," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Sidoarjo, Fenny Apridawati, mengatakan tahun ini ada lima unit Timbangan Pos Ukur Ulang yang diberikan. Empat unit Pos Ukur Ulang dari Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Sidoarjo serta satu unit dari Disperindag Provinsi Jawa Timur.

"Ada lima pasar yang mendapatkan bantuan timbangan. Terdiri dari Pasar Larangan, Pasar Porong, Pasar Gedangan, Pasar Taman dan Pasar Krian. Timbangan pos ukur ulang yang ada, bisa dimanfaatkan oleh pembeli," anjur Fenny. [isa/but]
 Sumber : http://www.beritajatim.com/ekonomi/226535/uji_kejujuran,_sidoarjo_sediakan_timbangan_di_pasar_tradisional.html



Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Surabaya (beritajatim.com) - Keinginan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga daging di harga Rp 80 ribu per Kg tak akan terjadi di Jatim. Sebab harga daging hidup per kilo gram (Kg) saja sudah Rp 50.000 di tingkat peternak.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Ardi Prasetyawan, harga daging dibawah Rp 80 ribu per Kg itu terjadi tahun 2011. Tahun 2014 dan 2015 saja sudah Rp 90 ribu. Saat ini harga ekonomis daging Rp 90 ribu hingga 100 ribu per Kg.
"Kalo diminta Rp 80 ribu, saya tidak tahu nasibnya peternak nanti gimana," ungkap Ardi, saat rapat TPID Jatim di Perpustakaan Bank Indonesia, Kamis (26/5/2016).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rohayati, Kepala Bidang, Agribisnis Dinas Peternakan Jatim, saat ini harga beli ternak hidup untuk digemukkan saja sudah Rp 50 ribu per Kg. Namun kini dijual dengan harga berat hidup  45 sampe 46 ribu per Kg.
"Saat ini saja peternak sudah rugi Rp 4 ribu per Kg. Apalagi saat ini sistem penjualan masih menggunakan taksiran bukan timbangan. Ini juga merugikan peternak," ungkapnya. Maka dari itu Para peternak sapi di himbau untuk menjual Hewan ternak nya dengan menggunakan Timbangan hewan ternak, sehingga para peternak tidak merupi.
Namun Rohayati mastikan stok daging sapi aman di Jatim. Di mana saat ini rumah potong hewan memotong 150 sapi dengan berat 400 Kg per sapinya setiap hari," tandasnya.[rea/kun]

Sumber : http://beritajatim.com/ekonomi/267582/di_jatim,_harga_sapi_tak_bisa_turun.html



Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Tekan Kerugian, Dinas Peternakan Jabar Pangkas Rantai Distribusi Daging




Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Peternakan Jawa Barat akan memperpendek mata rantai distribusi daging sapi dari peternak ke penjual guna menghindari kerugian yang selama ini kerap terjadi.


Kepala Disnak Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan pemendekan mata rantai tersebut dilakukan agar peternak naik kelas dari kelompok menjadi koperasi. 


Dia beralasan selama ini mata rantai yang panjang membuat peternak sulit untuk meningkatkan pendapatan bahkan cenderung merugi.


"Hal ini didorong Litbang KPK yang sudah melakukan sebuah kajian terhadap komoditas daging sapi di provinsi produsen dan provinsi konsumen. Mereka ingin agar kelompok peternak naik kelas menjadi koperasi," katanya, Rabu (18/3/2015).


Menurutnya, dengan mendirikan koperasi maka peternak akan lebih mudah mengakses permodalan dari lembaga keuangan resmi.
Perbankan dan lembaga keuangan lain akan mudah menyalurkan kredit karena peternak punya lembaga legal yang menaunginya.


“Tidak adanya lembaga yang menaungi membuat peternak selama ini kesulitan mengakses kredit ke perbankan,” ujarnya.


Dody melanjutkan keberadaan koperasi akan membuat para peternak terhindar dari jerat rentenir dan calo jagal. Selama ini, peternak kerap merugi karena keuntungan terkikis bunga tinggi yang diterapkan rentenir.


"Koperasi merupakan lembaga legal sehingga peternak bisa mengakses permodalan kepada lembaga keuangan," katanya.


Selain itu, Disnak berkomitmen melakukan penyempurnaan terhadap tata niaga daging sapi terutama di pasar hewan dengan menambah fasilitas seperti timbangan hewan dan papan informasi harga elektronik.


Sekretaris Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau (PPSKI) Jabar Robby Agustiar mengatakan selama ini mata rantai daging dari peternak sampai ke tangan konsumen terlalu panjang.


Dia menjelaskan mayoritas peternak kecil menjual sapi dengan alur yang panjang mulai dari perantara, pasar hewan, pedagang besar, rumah pemotongan hewan , lalu konsumen.


“Mata rantai yang panjang menciptakan harga menjadi mahal. Sehingga tidak heran jika harga sapi di tingkat peternak sangat rendah namun di pasar harga daging sangat melambung tinggi,” katanya.


Robby berharap pemerintah segera memutus mata rantai daging sapi tersebut, bahkan jika memungkinkan penjualan langsung dari peternak kepada penjual.

Sumber : http://industri.bisnis.com/read/20150318/99/413160/tekan-kerugian-dinas-peternakan-jabar-pangkas-rantai-distribusi-daging



Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0


SIAP DITIMBANG: Peternak membawa sapi menuju timbangan hewan yang ada di Pasar hewan Ambarawa, beberapa waktu lalu. Selama ini, baik peternak maupun calon pembeli biasa melakukan transaksi jual-beli berpatokan pada berat hewan hidup.(suaramerdeka.com/ Ranin Agung)

UNGARAN, suaramerdeka.com – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinak Keswan) Provinsi Jawa Tengah Ir Agus Wariyanto SIP MM menyatakan, menjelang Idul Adha 2015 stok hewan kurban sangat cukup. Bahkan sebagian bisa untuk memenuhi kebutuhan untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan DIY.

“Pada September 2015, Jawa Tengah mempunyai surplus sapi potong lebih kurang 10.000 ekor. Untuk kambing surplus 6.000 ekor, dan domba 36.000 ekor,” kata Agus, Senin (14/9).

Pihaknya, mengaku tidak khawatir, menyusul Jawa Tengah memang dikenal sebagai daerah lumbung ternak. Setidaknya, ada tiga kabupaten sentra ternak, meliputi Kabupaten Blora, Grobogan, dan Kabupaten Wonogiri. “Disamping Kabupaten Kebumen untuk mengkover wilayah selatan juga sudah siap,” ujarnya.

Disinggung lonjakan harga ternak potong, ia mengutarakan sangat dipengaruhi dua hal. Pertama stok atau ketersediaan dan kedua tentang distribusi ternak. Khusus distribusi memang bergantung pada waktu dan wilayah.

Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/stok-hewan-kurban-di-jawa-tengah-cukup/

Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Petugas Keswan Lakukan Pemeriksaan Hewan Kurban


MedanBisnis - Medan. Sebanyak 60 orang petugas dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan (keswan) yang ada di tempat penjualan hewan kurban di Medan.
"Untuk secara keseluruhan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Sumatera Utara (Sumut) telah menurunkan Tim Pemantau dan Pengawas Hewan Kurban di masing-masing kabupaten/kota di Sumut," kata Kepala UPT Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnak Keswan Sumut Yusnaria Panjaitan, Selasa (6/9) di Medan.

Menurutnya, pemantauan hewan kurban sudah dilakukan sejak Senin (5/9) sampai dengan perayaan Idul Adha yang jatuh pada hari Senin (12/9). Tim pemantau kesehatan hewan, akan disebar ke lokasi-lokasi penjualan hewan kurban yang ada si Sumut.

Selain memeriksa kesehatan hewan, lanjut Yusnaria, tim juga akan memantau kelayakan hewan yang akan dikurbankan apakah sudah sesuai dengan syarat yang ditentukan atau tidak.

Misalnya, umur hewan untuk sapi dan kerbau minimal dua tahun. Sedangkan untuk kambing/domba minimal satu tahun, kemudian hewan tidak boleh cacat, dan tidak boleh betina. Terhadap jumlah hewan baik sapi/kerbau maupun kambing/domba yang akan dikurbankan, menurut prediksi Yusnaria, mengalami peningkatan antara 10-20 persen dibanding tahun lalu.

Secara keseluruhan di Sumut, kata dia, jumlah sapi yang dikurbankan untuk tahun lalu sebanyak 30.055 ekor, kerbau sebanyak 795 ekor, kambing 11.907 ekor dan domba 5.318 ekor. "Tahun ini, prediksi kami kenaikkannya berkisar 10-20 persen," katanya lagi.

Sementara itu, tim medis hewan dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan Labuhan Siregar, yang baru melakukan pemeriksaan di lokasi penjualan hewan kurban di Jalan Avros, Kecamatan Medan Polonia, mengatakan, dari pemeriksaan hewan kurban yang mereka lakukan sejauh ini tidak ada masalah.

Hanya ada beberapa ekor sapi terlihat gejala cacingan tetapi itu tidak menjadi masalah. "Pemeriksaan hewan yang paling penting adalah, hewan tersebut harus sehat, tidak cacat dan cukup umur," jelasnya.

Sementara itu, Syamsul Effendi Rangkuti, peternak sekaligus penjual hewan kurban di lokasi pemeriksaan itu mengatakan, pemeriksaan hewan kurban ini sudah rutin dilakukan pemerintah setiap tahunnya menjelang Hari Raya Idul Adha.

Dan, untuk sapi yang mau dijual, dia mengaku sudah membuat persiapan sebanyak 150 ekor dengan rata-rata timbangan antara 60 kg - 280 kg daging. "Ini hanya persiapan saja, tetapi sejauh ini pemesanan sudah mencapai 40 persen dari 150 ekor yang kita siapkan," jelasnya.

Memang kata dia, penjualan sapi tahun lalu menurun hanya mencapai 73 ekor dibanding tahun 2014 sebanyak 137 ekor. Penurunan itu akibat krisis global yang terjadi. "Tahun ini saya hanya bisa berharap terjual 75 ekor sapi," jelasnya.

Untuk harga jual menurut Syamsul, sama dengan tahun lalu, antara Rp 11,5 juta hingga Rp 40 jutaan, tergantung bobot sapinya. (junita sianturi)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/09/07/255724/petugas-keswan-lakukan-pemeriksaan-hewan-kurban/



Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Berhati-hatilah Warga Bekasi, Kecurangan Timbangan di Sejumlah Pasar Masih Marak Beredar

POJOKJABAR.com, BEKASI – Berhati-hatilah bagi warga Kota Bekasi yang akan berbelanja di pasar tradisional atau pasar modern, karena sampai saat ini masih ada pedagang yang berbuat curang dengan cara memanipulasi berat timbangan.
Ya, semakin tingginya harga kebutuhan pokok, acap kali dimanfaatkan oleh  oknum pedagang melakukan kecurangan demi keuntungan. Dengan melakukan pengurangan berat pada timbangan saat transaksi jual beli.
Kodisi ini diakui oleh sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi, Deded Kusmayadi. Dia mengaku, akan terjun melakukan pemeriksaan alat timbang di pasar modern dan tradisional di Kota Bekasi.
“Untuk sementara ini, kalau di pasar modern yang sudah kita lakukan Summarecon dan Galaksi belum ada ditemukan alat timbangan. Namun untuk di pasar tradisional memang belum dilakukan,” ujarnya saat ditemui Radar Bekasi.
Menurutnya, ada beberapa macam timbangan yang biasa digunakan oleh pedagang di pasar, di antaranya ada jenis timbangan kodok (timbangan yang menggunakan satuan batu untuk mengukur berat barangnya), timbangan gantung, timbangan jarum, timbangan elektronik, dan jenis timbangan lainnya.
“Selama timbangan tersebut sesuai dengan standarisasinya dan tidak merugikan pihak manapun terutama pembeli, maka suatu timbangan sah-sah saja untuk dipergunakan dalam kegiatan berdagang,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Wahyuti (43) mengaku, perlu adanya pemeriksaan timbangan oleh pemerintah terhadap pedagang. Menurutnya, rasa ragu terhadap timbangan membuat dirinya berprasangka buruk kepada pedagang.
“Saat ini apa-apa mahal, sembako sama lauk-lauk aja kalau kita belanja Rp50 ribu tidak ada apa-apanya, tentu apabila pedagangnya main timbangan membuat kita kesal. Tapi hal seperti ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, meskipun kecurangannya tidak seberapa, namun kejujuran tetap paling utama,” jelasnya. (and)

Sumber : http://jabar.pojoksatu.id/bekasi/2016/04/25/berhati-hatilah-warga-bekasi-kecurangan-timbangan-di-sejumlah-pasar-masih-marak-beredar/

Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Syahril Sebut Satu Hari Sebelum Idul Adha 530 Sapi Sudah Dipesan


BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Direktur Utama Sapi Center, Syahril Sabidin mengatakan, ketersedian sapi sebagai hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 1437 H tahun 2016 di sapi centre sudah ada sejak empat bulan lalu.
Adapun sapi yang dipasok sebanyak 570 ekor, dan yang sudah dipesan hingga H-1 lebaran Idul Adha sebanyak 530 ekor.
Untuk harga sapi yang dijual dilakukan sistem timbangan menggunakan timbangan hewan  dan jual hidup dengan harga Rp 58.000 perkilogram. Ketersediaan sapi bobot mulai 200 kilogram hingga 1.000 kilogram.
"Harga sapi, bobot di bawah 260 kilogram, untuk perkilogramnya Rp 60.000, dan untuk bobot di atas 270 kilogram dijual Rp 58.000 perkilogram," jelas Direktur Utama Sapi Center, Syahril Sabidin saat ditemui bangkapos.com, Sabtu (10/9/2016).
Menurut Syahril, jenis sapi yang ada merupakan sapi Bali dari Lombok-Mataram dan sapi Madura didatangkan dari Madura.
Untuk sapi kurban, kata Syahril, merupakan sapi yang berkualitas.
Syahril menjelaskan, untuk pesanan sapi kurban ini, konsumen bisa datang langsung memilih ke tempat sapi center, tetapi ada juga yang pesan melalui telepon.
Bahkan, lanjutnya, setiap pesanan akan diantar ke tempat. Sedangkan bagi yang minta tolong langsung potong, bila masih ada petugasnya maka pihaknya akan siap membantunya. Namun, kalau jadwal penuh, tentunya tidak bisa dilakukan.
Sumber : http://bangka.tribunnews.com/2016/09/10/syahril-sebut-satu-hari-sebelum-idul-adha-530-sapi-sudah-dipesan
·   0

Pemprov Jabar Kerahkan Setengah Ribu Petugas Pemeriksa Hewan






POJOKJABAR.com, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerjunkan 500 petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging kurban. Mereka akan bertugas untuk memastikan kesehatan dan kehalalan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 1437 H.

Petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban ini berasal dari sejumlah instansi terkait di Jabar seperti Dinas Peternakan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Subang. Selain itu, terdapat juga dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Jabar, mahasiswa dan dosen kedokteran hewan Unpad, serta dari unsur Majelis Ulama Indonesia.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, Pemprov Jabar setiap tahunnya selalu menurunkan tim kesehatan ke lapangan untuk memastikan keamanan bagi masyarakat. Hal ini penting agar daging hewan kurban sehat dan layak dikonsumsi.

“Yang tidak kalah penting, hewan kurban ini harus sesuai dengan syariah Islam,” kata Ahmad Heryawan usai melepas tim pemeriksa kesehatan hewan kurban, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, akhir pekan kemarin. Acara ini dihadiri juga Kepala Dinas Peternakan Jabar Dodi Firman Nugraha.

Ahmad Heryawan menyebut, undang-undang pun telah memerintahkan hal ini. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebut pemerintah daerah bertanggungjawab atas daging yang beredar di masyarakat.

Sehingga, peredarannya harus memenuhi persyaratan aman, sehat, dan halal. Disinggung keterbatasan jumlah petugas pemeriksa, Ahmad Heryawan meminta warga lebih paham tentang kriteria hewan kurban.

Tak hanya itu, Ahmad Heryawan pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada. Warga harus memastikan hewan kurban yang hendak dibelinya sudah mendapat label tes kesehatan.


“Artinya itu sudah diperiksa, jadi sudah aman,” katanya. Ahmad Heryawan menambahkan, ciri-ciri hewan kurban yang baik adalah gemuk, tidak keluar cairan pada hidung, dan lincah.

“Itu berarti sehat, pilihlah hewan kurban dengan ciri-ciri seperti itu,” katanya. Lebih lanjut Ahmad Heryawan katakan, pihaknya membutuhkan lagi keberadaan rumah sakit khusus hewan.

Saat ini hanya ada satu RS hewan. Padahal, dengan jumlah wilayah yang luas, menurutnya RS hewan harus tersedia di setiap kabupaten/kota.

“Untuk menjamin kesehatan manusia melalui kesehatan hewan itu sangat perlu rumah sakit hewan, tidak hanya di provinsi saja. Ke depan Pemprov Jabar sendiri akan berupaya membangun rumah sakit hewan merata di semua kabupaten dan kota,” pungkasnya.

Dodi mengatakan, pemeriksaan hewan kurban di seluruh kabupaten/kota di Jabar sudah dilakukan sejak 1 September . Pemeriksaan ini akan terus dilakukan hingga hari H.

Lebih lanjut dia katakan, kebutuhan hewan kurban Jabar sekitar 300 ribu ekor. Jumlah ini terdiri dari 87.013 ekor sapi dan 225.665 ekor domba.

Menurutnya, ketersediaan hewan qurban di Jabar tergolong surplus. Saat ini ketersediaan sapi sebanyak 98.181 ekor sehingga surplus 2.168 ekor.

Jumlah tersebut berasal dari sapi lokal sebanyak 40.487 ekor, feeedlot 5.367 ekor, dan antar pulau 43.327 ekor. Selain itu, dari jumlah kerbau yang dibutuhkan sebanyak 1.981 ekor, ketersediaannya sebanyak 3.579 ekor sehingga surplus 1.598 ekor.

Surplus paling besar terjadi pada domba. Ketersediaannya mencapai 655.996 ekor sehingga kelebihannya 430.331 ekor.

“Dan kebutuhan kambing sebanyak 36.168 ekor, sementara yang tersedia 100.392 ekor, jadi tersisa 64.224,” katanya. Dodi pun memastikan, kebutuhan hewan kurban di Jabar tidak pernah kekurangan.

“Kalau kurban, masyarakat yang tidak biasa mengonsumsi daging karena niat ibadah akan membeli sapi bukan membeli daging. Artinya permintaan terhadap ternak akan meningkat,” katanya.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang mencapai 35.000 ekor per hari, menurutnya masih mengandalkan pasokan impor. “Sapi lokal hanya bisa memenuhi 30 persennya saja,” pungkasnya. (agp)

Sumber : http://jabar.pojoksatu.id/bandung/2016/09/05/pemprov-jabar-kerahkan-setengah-ribu-petugas-pemeriksa-hewan/3/

Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Disperindag Gelar Terra dan Terra Ulang Timbangan Pedagang



PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Melindungi konsumen dari kecurangan yang dilakukan para pedagang nakal, Dinas Perindusrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru melakukan Terra dan Terra ulang terhadap timbangan para pedagang di pasar yang ada di wilayah Kota Bertuah.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru Masirba Sulaiman kepada Riaupos.co menyebutkan, para pedagang wajib menera ulang timbangan yang digunakan untuk transaksi jual-beli, agar pembeli tidak merasa dirugikan.

"Kami sudah melakukan terra dan terra ulang timbangan para pedagang dibeberapa pasar di Pekanbaru, nantinya dibulan Oktober pemerintah provinsi akan menyerahkan kemeterologian ke Pemko Pekanbaru," ungkap Irba, Jum’at (13/5/2016).

Disampaikan Irba, apabila nantinya timbangan para pedagang telah diterra ulang, namun masih melakukan kecurangan ,  berdasarkan Undang Undang (UU) Kemetrologian pedagang tersebut,  akan dijatuhi sanksi pidana satu tahun kurungan dan denda sebesar Rp 1 juta.

Selain melakukan kegiatan tera dan terra ulang, upaya lainnya yang dilakukan Disperindag Kota Pekanbaru juga  memberikan sekitaran 500 timbangan pegas berukuran 5 kg kepada para pedagang dibeberapa pasar. Karena masih banyak pedagang menggunakan timbangan  berukuran 1 kg. Padahal berdasarkan UU kemetrologian timbangan tersebut sudah tidak dibenarkan untuk digunakan.

"Disperindag telah memberikan 500 unit timbangan ukuran 5 kg kepada pedagang secara cuma-cuma, dengan syarat pedagang menukarkan timbangan mereka berukuran 1 Kg, pemberian timbangan itu sudah kita lakukan dibeberapa pasar. Seperti pasar Sail, Rumbai, Palapa dan terakhir di pasar Lima Puluh," papar Irba

Disebutkan Irba, pada peresmian pasar Lima Puluh beberapa waktu lalu, pihaknya memberikan sebanyak 180 timbangan yang dibagikan kepada 100 pedagang pasar Limapuluh, sisanya 80 lagi diberikan kepada pedagang pasar pagi Dupa, yang mana dianggarkan pada APBD 2016.

"Timbangkan itu dianggarkan pada APBD tahun ini, pemberian timbangan untuk memancing agar beralih ketimbangan pegas 5 Kg." sampainya

Untuk itu, Irba berharap para pedagang sikap jujur, masyarakat pun  diminta harus jeli ketika hendak membeli agar tidak dirugikan.

"Kita harapkan pedagang jujur, masyarakat harus pun harus jujur, dengan memimbang ulang karena setiap pasar kita menyediakan timbangan, apabila ada perbedaan ukuran dalam timbangan maka hendak laporkan ke kita, dan lansung kita tindak." pungkasnya.

Sumber : http://www.riaupos.co/112830-berita-disperindag-gelar-terra-dan-terra-ulang-timbangan-pedagang.html#.WA4Znh7buM8




Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0

Ingin Kurban Kambing? Ini Kisaran Harganya


JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha 2016, hewan kurban jenis kambing mengalami peningkatan harga sebanyak tujuh hingga 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Kenaikan harga itu disebabkan oleh cost production pada distribusi hewan kurban. Hal ini diungkapkan oleh, Darwin Saragih Ketua Perkumpulan Peternak Kambing Indonesia (Perkapin).
"Dibanding tahun lalu ada kenaikan sekitar tujuh sampai 10 persen. Sekarang rata-rata jika timbangan hidup harga Rp 80.000 per kilogram," ujar Darwin kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2016).
Darwin menuturkan, harga kambing kurban saat ini terbagi dalam tiga klasifikasi harga, berdasarkan berat badan kambing setelah di lakukan penimbangna dengan menggunakan timbangan hewan.
"Untuk kambing utuh hidup kelas A harganya Rp 3,5 juta sampai Rp 4,5 juta dengan bobot 40 kilogram ke atas. Untuk kelas B dengan bobot 25 sampai 35 kilogram harganya Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta, sedangkan kelas C dengan bobot 20 sampai 25 kilogram harganya Rp 1,8 juta sampai Rp 2,2 juta," ungkap Darwin.
Dia menambahkan, saat ini pasar hewan kurban sangat terbuka lebar apalagi ditambah dengan kehadiran penjualan sistem daring atau online.
Untuk jenis kambing yang menjadi incaran di pasaran, lanjut Darwin antara lain kambing jenis kacang dari banten, bligon atau jawa randu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Untuk domba, masih didominasi Jawa Barat," ujarnya.
Sementara itu, salah satu situs penjualan yang terjun menjual hewan kurban yaitu Bukalapak.com mengakui minat pasar dengan program ini cukup baik, terbukti dengan ribuan hewan kurban telah terjual melalui penjualan online.
"So far bagus, ribuan hewan kurban sudah terjual di Bukalapak.com," ujar CEO Bukalapak.com Achmad Zaky  Jumat (9/9/2016).
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/09/10/060000326/ingin.kurban.kambing.ini.kisaran.harganya

Lihat juga video Proses penimbangan sapi, menggunakan timbangan hewan :


Video tutorial pemasangan timbangan hewan  dari kami : 

·   0